5 Cara Mengatasi Interaksi Obat, Nakes Wajib Tahu!
Interaksi obat adalah masalah penting yang bisa mempengaruhi efektivitas dan keamanan terapi medis pada pasien, di mana interaksi obat ini bisa terjadi ketika satu obat mempengaruhi kinerja dari obat yang lain, baik meningkatkan atau menurunkan efektivitasnya bahkan bisa meningkatkan risiko efek samping. Interaksi obat bisa menjadi kompleks, oleh karena itu perlu diketahui beberapa cara mengatasi interaksi obat dengan panduan yang komprehensif berdasarkan referensi jurnal yang relevan. Berikut ini penjelasan detailnya!
Pahami Jenis Interaksi Obat
Cara mengatasi interaksi obat yang pertama ialah dengan memahami jenis interaksi yang kemungkinan terjadi pada obat tersebut, dengan begitu Anda bisa meminimalisir terjadinya sebuah interaksi pada obat. Berikut merupakan jenis dari interaksi obat:
- Interaksi Farmakokinetik: Melibatkan perubahan pada penyerapan, distribusi, metabolisme, atau ekskresi obat. Misalnya, beberapa obat dapat menginduksi atau menginhibisi enzim hati seperti cytochrome P450, yang dapat mempengaruhi konsentrasi obat lain dalam tubuh atau rifampisin dapat menginduksi enzim ini sehingga menurunkan efektivitas kontrasepsi hormonal.
- Interaksi Farmakodinamik: Interaksi ini terjadi ketika dua obat memiliki efek yang berlawanan atau saling memperkuat pada reseptor (jalur yang sama). Contoh yang sering terjadi adalah penggunaan kombinasi obat yang keduanya menurunkan tekanan darah, sehingga menyebabkan hipotensi berlebihan.
Evaluasi Riwayat Medis dan Obat Pasien
Mengambil riwayat medis lengkap termasuk semua obat yang dikonsumsi pasien, baik resep maupun non-resep. Ini penting untuk mengidentifikasi potensi interaksi sejak awal. Riwayat ini juga harus mencakup penggunaan suplemen dan produk herbal yang seringkali diabaikan namun dapat memiliki interaksi signifikan.
Pemantauan Teratur
Melakukan pemantauan teratur terhadap efek obat dan hasil laboratorium merupakan cara mengatasi interaksi obat yang efektif, karena hal tersebut akan memudahkan untuk mendeteksi dan mengatasi interaksi sejak dini. Pemantauan ini bisa melibatkan tes darah, pemantauan tekanan darah, atau pemeriksaan lain yang relevan. Pemantauan ini membantu dalam deteksi dini efek samping yang mungkin tidak segera tampak saat obat dikonsumsi.
Edukasi Pasien
Cara mengatasi interaksi obat yang keempat ialah dengan memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya mematuhi anjuran dari pengobatan yang sedang dijalani. Pasien pun diharapkan bisa mengenali tanda-tanda interaksi obat, dan dapat melaporkan jika terjadi efek samping ketika mengkonsumsi obat tersebut. Pasien yang teredukasi lebih cenderung mematuhi pengobatan dan mengenali masalah lebih awal.
Edukasi ini juga mencakup informasi tentang makanan dan minuman yang dapat mempengaruhi pengobatan, oleh karena itu nakes wajib mengetahui apa saja interaksi obat yang kemungkinan terjadi agar pasien dapat menghindarinya.
Kolaborasi Interdisipliner
Berkolaborasi dengan tim kesehatan termasuk dokter, apoteker, dan perawat untuk memastikan manajemen obat yang optimal merupakan cara mengatasi interaksi obat yang komprehensif. Karena kolaborasi ini dapat memastikan bahwa semua aspek pengobatan pasien dipertimbangkan dan interaksi potensial diidentifikasi sejak awal. Tim kesehatan yang terkoordinasi dapat memberikan pengawasan yang lebih baik dan respons cepat terhadap potensi masalah.
Gunakan Sistem Informasi Obat
Salah satu cara yang tepat untuk digunakan adalah dengan menggunakan sistem informasi obat sebelum memberikan obat kepada pasien, adanya sistem ini untuk memastikan obat tersebut aman dikonsumsi oleh pasien sehingga tidak terjadi interaksi obat. Ini merupakan salah satu cara mengatasi interaksi obat sebelum terjadi. Sehingga interaksi obat dapat diminimalisir sedini mungkin, salah satu rekomendasi sistem informasi obat ialah RxPert yang dapat mengecek kandungan obat, interaksi obat hingga rekomendasi obat untuk ibu hamil atau menyusui.
Dengan mengintegrasikan RxPERT pada rekam medis Anda, Anda bisa mendapatkan peringatan interaksi obat severe yang terjadi pada resep yang Anda buat. Tidaj hanya peringatan, Anda juga akan menerima informasi penjelasan yang ringkas terkait informasi dan saran penanganannya.
Contoh tampilan integrasi RxPERT pada resep elektronik, untuk segi tampilan bisa disesuaikan dengan rekam medis elektronik yang sudah ada. Misalnya pada contoh di atas, cara mengatasi interaksi antara omeprazol adalah dengan memilih alternatif antiplatelet lain. Dengan mengetahui risiko interaksi obat yang dapat terjadi dan memilih langkah preventif yang tepat, terapi pasien akan menjadi lebih aman dan efektif.
Kesimpulan
Interaksi obat adalah isu kompleks yang memerlukan pendekatan multidisiplin untuk mengelolanya, dengan memahami jenis-jenis interaksi, evaluasi riwayat medis pasien, pemantauan teratur terhadap pasien, penggunaan teknologi yang tepat, edukasi pasien dan menjaga komunikasi yang baik dengan profesional kesehatan adalah kunci dalam memastikan keamanan dan efektivitas terapi obat.
Menjadi proaktif dalam pengelolaan obat, baik oleh pasien maupun profesional kesehatan, adalah salah satu langkah penting sebagai cara mengatasi interaksi obat sejak dini. Anda bisa meminta pasien untuk selalu mendiskusikan setiap perubahan dalam pengobatan dengan dokter atau apoteker dan pastikan untuk menggunakan sistem informasi obat yang akurat dan terpercaya seperti Rxpert.
Apabila fasilitas kesehatan Anda membutuhkan sistem informasi obat yang akurat dan terpercaya bisa mencoba Rxpert. Telah dipercaya di Jepang sejak 1989, Infocom Corporation kini hadir di Indonesia dengan sistem informasi obat bernama Rxpert dan telah dipakai oleh beberapa rumah sakit terbesar di Indonesia.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan free trial penggunaan sistem informasi obat ini, Anda bisa klik di sini
Sumber :
Drug-Drug Interactions: Insights and Observations" (2020): Artikel ini membahas berbagai jenis interaksi obat dan pendekatan untuk mengelola dan menghindari interaksi yang berbahaya.
Referensi: Smith, J. D., & Brown, M. L. (2020). Drug-Drug Interactions: Insights and Observations. Journal of Pharmacology and Pharmacotherapeutics, 11(2), 123-137.
Clinical Management of Drug-Drug Interactions" (2019): Menyediakan panduan komprehensif tentang manajemen interaksi obat dalam praktik klinis.
Referensi: Johnson, A. R., & Lee, K. H. (2019). Clinical Management of Drug-Drug Interactions. Clinical Pharmacology & Therapeutics, 106(4), 742-754.
Smith, J. D., & Brown, M. L. (2020). Drug-Drug Interactions: Insights and Observations. Journal of Pharmacology and Pharmacotherapeutics, 11(2), 123-137.
Johnson, A. R., & Lee, K. H. (2019). Clinical Management of Drug-Drug Interactions. Clinical Pharmacology & Therapeutics, 106(4), 742-754.